-->
RSS

About

Jika Anda Ingin konsultasi
Masalah RUMAH TANGGA,
KESEHATAN, KECERDASAN,
KARIER, BISNIS dsb,
Hub. 0853 2727 1999 atau
081 827 8880 (Ibu Eny)
PIN BB : 23 219 42A
Salam Sehat & Sukses
  • Cinta, Nikah dan Keluarga

    Nikah Tidak Cukup Dengan Kata Cinta Ternyata, tidak cukup dengan kata cinta. Pada contoh-contoh di atas, tampak ada kerapuhan dalam pondasi pernikahan. Pondasi yang mereka bangun untuk menciptakan keluarga tidak cukup kokoh, sehingga membuat kehidupan rumah tangga cepat goyah dan akhirnya roboh.

  • Meredakan Kemarahan Pasangan

    Dalam kehidupan keluarga, sering dijumpai kemarahan atau ledakan emosi dari suami atau isteri, hanya karena masalah yang sebenarnya sepele dan sederhana saja. Bukan persoalan besar atau masalah yang “ideologis”, namun sering dipicu kesalahpahaman atau komunikasi yang tidak lancar.

  • Ketika Suami tak Perhatian lagi

    Penjelasan di bawah Judul di Gambar Besar

  • Judul di Gambar Besar

    Penjelasan di bawah Judul di Gambar Besar

  • Keluarga Harmonis: Tips membentuk dan membina

    Penikahan bukanlah sekedar tanda pengikat dua insan manusia yang saling mencintai, tapi lebih dari itu di dalam jalinannya menciptakan, menumbuhkan, mengharmoniskan keluarga

Keluarga Harmonis: Tips membentuk dan membina

Keluarga Harmonis- Penikahan bukanlah sekedar tanda pengikat dua insan manusia yang saling mencintai, tapi lebih dari itu di dalam jalinannya menciptakan, menumbuhkan, mengharmoniskan keluarga, adalah penting bagi setiap pasangan suami-istri yang telah berkeluarga memelihara keutuhan rumah tangga dan keluarga yang telah dijalin. Keharmonisan keluarga sangatlah berpengaruh dalam setiap kebutuhan keluarga, kasih sayang dan rasa tanggungjawab diantara anggota keluarga sangatlah perlu dijaga, karena jika hal tersebut telah retak maka sifat emosional dalam diri masing – masing akan mendorong pertengkaran dalam keluarga.

Masing – masing anggota dalam keluarga adalah `satu`, maksudnya yang mana beberapa individu berkumpul dalam group dan setiap individu dalam grup tersebut mempunyai kesamaan gen satu dengan yang lainnya. Setiap anggota dalam keluarga memperlakukan yang lain sebagai tujuan, bukan sebagai alat mencpai tujuan, dijelaskan keluarga adalah kebersamaan untuk menciptakan `point of finally in family` yaitu suatu pencapaian titik akhir (namun bukan yang terakhir) dimana setiap anggota keluarga bisa merasakan bagaimana kesenangan tercipta, kedamaian ada, dan keharmonisan terasa.

Keyakinan bahwa hal tersebut pasti akan tercapai bukanlah khalayan tapi merupakan sebagai sebuah proses dimana setiap anggota keluarga dapat merasakannya sebagai tujuan yang mereka capai bersama. Hal itu akan berimbas baik jika diterapkan tanpa satu sudut negatif dari anggota keluarga dan juga dalam lingkup sosial untuk bermasyarakat akan menjadi contoh teladan bagi keluarga – keluarga yang lainnya

Keluarga harmonis merupakan tanggung jawab suami-isteri, bukan hanya isteri ataupun suami saja. Keluarga bisa harmonis, suami-isteri dapat rukun jika masing-masing mensyukuri apa yang ada pada pasangannya. Masalah tidak ada kecocokan 100 % merupakan hal yang biasa karena suami-isteri adalah dua orang yang berbeda, yang dibesarkan oleh keluarga yang berbeda, untuk itu diperlukan saling pengertian kedua belah pihak agar dapat menyesuaikan diri. Wanita harus dapat membuat pasangannya 'merasa' dibutuhkan secara moril, bukan secara materi, janganlah terlalu berharap banyak akan pasangan kita, selagi dia tidak mampu.

Tidak ada yang namanya kodrat perempuan dibawah suami, Suami - istri sejajar, mitra yang saling bersatu padu menjalankan bahtera rumah tangga. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat dan pembagian tugas rumah tangga dibagi rata dan saling bertanggungjawab. Suami-isteri ibarat puzzle, potongannya saling melengkapi satu sama lain. Apabila ada potongan yang tidak pas atau hilang maka puzzle tidak akan lengkap, demikianlah rumah tangga itu. Suami-isteri perlu meluangkan waktu bersama seperti re-honeymoon, atau berjauhan untuk sementara dengan demikian akan timbul rasa kangen satu sama lain saat berjauhan.

Rumah tangga yang sudah tidak harmonis, tidak seharusnya menjadi tanggungjawab istri untuk mengharmoniskannya kembali. Jika seorang ibu berpikir demikian karena naluri keibuan merasa tidak rela anak-anak harus menanggung akibat dari kekacauan rumah tangga yang seharusnya bisa kita kendalikan dengan baik.

Kalau ketidakcocokan itu memang sudah tidak dapat diperbaiki lagi, dan berpisah dianggap jalan yang terbaik, lebih baik berpisah dari pada anak dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis, anak-anak berhak dibesarkan dalam kedamaian. Perceraian tidak selalu berakibat buruk, apalagi kalau setelah bercerai hubungan ortu masih tetap baik. Anak akan tetap merasakan kasih sayang dan akan belajar menerima kenyataan tanpa merasa terluka.

Jika saat ini Anda sedang mencari cara agar masalah rumah tangga Anda segera selesaimenjemput jodoh dan memiliki keluarga yang sakinah mawadah warahmah yang prakktis dan mudah dan ingin mendapat berbagai manfaat Kapsul Bioenergi segera datang di Biocentrum Jalan Veteran 153 Yogyakarta atau hubungi kami melalui HP: 081 827 8880 (Bpk. Agus), 0853 2727 1999 (Ibu Eny), (0274) 412 446.

HUBUNGI KAMI DAN PESAN SEKARANG JUGA
Wujudkan Rumah tangga sakinah  Anda dengan Kapsul Bioenergi


Ketahui lebih lanjut tentang Kapsul Bioenergi disini http://kapsulbioenergi.com/kapsul-bioenergi/
Like Fans Page kami dan dapatkan informasi tentang kesehatan dan solusi hidup setiap hari
Salam Sehat dan Sukses Selalu
Selanjutnya... »»  

Ketika Suami tak Perhatian lagi

Suamu tak Perhatian >> Setelah menjalin hubungan yang lama, ada kalanya rasa jenuh dan rasa hambar menyerang. Dan di sini, sebagian besar wanita merasa tidak diperhatikan dan disayang. Bahkan tidak jarang berpikir bahwa pasangannya tidak mencintainya lagi.

Ok, Ladies, saatnya kembali berpikir positif dan meruntun lagi apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan Anda?

Baiklah, dia memang tak semanis dulu, memberikan perhatian di setiap waktu. Kini mungkin kesibukannya lebih banyak menyita perhatian, sehingga sekedar nonton bareng di bioskop saja ia sudah enggan.

Haruskah Anda marah?
Boleh saja Anda marah, tetapi menyalahkan si dia dan menganggapnya ia adalah sosok yang paling bertanggung jawab atas hal ini adalah sebuah tindakan egois. Andapun butuh bergerak lho, dear. Anda butuh melakukan sesuatu untuk mengambil kembali perhatiannya. Untuk membuat ia kembali menghujani Anda dengan kalimat manis, perhatian, pelukan dan kasih sayang.

1. Percantik penampilan Anda. Bila ia pernah jatuh cinta pada Anda, buatlah ia jatuh cinta kesekian kalinya. Buat ia jatuh cinta setiap hari, kalau perlu.

2. Berikan ia kado manis, entah camilan yang Anda buat sendiri, atau makanan kesukaannya. Setidaknya nenek moyang pernah bilang melalui makanan, wanita bisa mengendalikan pria dan dapat meraih kembali hatinya.

3. Bicarakan dengannya, tentang waktu khusus untuk Anda dan si dia yang dapat dilewatkan dengan melakukan kegiatan yang disukai bersama.

Bila Anda ingin menerima, mulailah dengan memberi :)

Jika saat ini Anda sedang mencari cara membuat suami  mencintai Anda sepenuhnya, menjemput jodoh dan memiliki keluarga yang sakinah mawadah warahmah yang prakktis dan mudah dan ingin mendapat berbagai manfaat Kapsul Bioenergi segera datang di Biocentrum Jalan Veteran 153 Yogyakarta atau hubungi kami melalui HP: 081 827 8880 (Bpk. Agus), 0853 2727 1999 (Ibu Eny), (0274) 412 446.

HUBUNGI KAMI DAN PESAN SEKARANG JUGA
Wujudkan Rumah tangga sakinah  Anda dengan Kapsul Bioenergi


Ketahui lebih lanjut tentang Kapsul Bioenergi disini http://kapsulbioenergi.com/kapsul-bioenergi/
Like Fans Page kami dan dapatkan informasi tentang kesehatan dan solusi hidup setiap hari
Salam Sehat dan Sukses Selalu
Selanjutnya... »»  

Meredakan Kemarahan Pasangan

Dalam kehidupan keluarga, sering dijumpai kemarahan atau ledakan emosi dari suami atau isteri, hanya karena masalah yang sebenarnya sepele dan sederhana saja. Bukan persoalan besar atau masalah yang “ideologis”, namun sering dipicu kesalahpahaman atau komunikasi yang tidak lancar.

Kemarahan menjadi semakin meledak ketika disikapi dengan kemarahan pula oleh pasangan. Masing-masing menjaga gengsi dan mengedepankan ego, tidak ada yang mau mengalah, tidak ada yang bersedia merendah. Jika kondisi seperti ini dibiasakan berkembang dalam kehidupan sehari-hari, jangan berharap kebahagiaan bisa didapatkan. Yang akan terjadi hanyalah “hawa panas” mudah melingkupi suasana dalam rumah tangga.

Apa yang harus anda lakukan jika pasangan anda tengah marah atau meledak emosinya? Tentu anda harus berusaha untuk meredakan kemarahannya. Ada beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan untuk meredakan kemarahan pasangan, di antaranya adalah langkah berikut: 

1. Bersikap Tenang
Jika pasangan anda tengah meledak emosinya, bersikaplah tenang. Jangan terpancing emosinya yang membuat anda ikut marah dan akhirnya anda terlibat pertengkaran dengan pasangan. Jangan terpaku kepada isi kalimat yang diucapkan pasangan saat ia tengah menumpahkan kemarahan.

Pada saat marah, orang cenderung menggunakan kalimat yang tidak teratur dan tidak enak didengar. Hal itu akibat dari ledakan emosi yang tidak terkendali. Maka saat pasangan marah, jangan terlampau terpaku pada isi kalimatnya, karena bisa jadi akan bertemu kata-kata dan kalimat yang sangat menyakitkan. Ingatlah bahwa di saat emosi, orang cenderung sulit mengendalikan perkataannya.

2. Hindari Kata ’Selalu’ dan ‘Tidak Pernah’
Pada saat pasangan marah atau meledak emosinya, jangan menasihati atau melawan dengan kalimat “Kamu selalu begitu” atau “Kamu tidak pernah mengerti perasaanku”. Pada kenyataannya, kata “selalu” dan “tidak pernah” itu adalah sebuah bentuk penyangatan yang berlebihan. Sesungguhnya yang terjadi tidaklah demikian.

“Kamu selalu marah”, itu tentu berlebihan, karena ada masa dimana pasangan anda baik-baik saja dan tidak marah. “Kamu tidak pernah mau diingatkan”, juga kalimat yang berlebihan, karena ada masa dimana pasangan kita mudah diingatkan. Kata “selalu” dan “tidak pernah” sering kali menjadi sebentuk pengingkaran atas sisi-sisi kebaikan pasangan yang telah dilakukan selama ini. Gunakan kalimat lain yang lebih lembut dan halus.

3. Hindari Ancaman
Pada saat pasangan anda marah, jangan terbiasa mengucapkan kalimat ancaman. Seperti, “Awas kalau kamu marah terus, aku akan pergi saja dari rumah”, atau ancaman cerai, “Kita cerai saja kalau sikap kamu seperti ini”. Ancaman seperti itu tidak menyelesaikan masalah, dan tidak meredakan ketegangan orang yang sedang emosi. Ancaman justru lebih berpeluang menimbulkan bertambahnya masalah.

Orang yang tengah marah, akan semakin kuat kemarahannya ketika mendengar ancaman. Dalam batas tertentu, bahkan bisa menjadi lebih vatalis. Misalnya, ancaman cerai akan ditanggapi secara emosional dengan ungkapan, “Ya sudah, kita cerai saja”. Ancaman meninggalkan rumah juga akan ditanggapi lebih emosional lagi, “Pergi sana, sekarang juga. Pergi! Jangan kembali lagi !”

4. Jangan Katakan “Aku Benci Kamu”
Pada saat pasangan marah, jangan mengatakan “Aku benar-benar benci denganmu”. Kalimat ini mungkin diucapkan sebagai respon emosional atas kemarahan pasangan. Kata “benci” ini akan mudah melekat di hati pasangan, dan menjadi ingatan yang sulit dilupakan. Pasangan anda akan memiliki kesimpulan, “Ternyata sesungguhnya ia benci aku”, walaupun suasana kemarahan sudah mereda.

Kalimat “Aku benci kamu” akan sangat membekas, kendati diucapkan dalam keadaan emosi. Di saat suasana sudah tenang dan damai, pasangan anda masih akan menyimpan ingatan bahwa anda pernah mengatakan benci kepadanya. Ini sesuatu yang sulit dihapus.

5. Pertegas Emosinya
Yang dimaksud dengan mempertegas emosi bukanlah menambah kemarahannya, namun memahami dan bisa menerima kemarahannya. Misalnya, seorang isteri marah kepada suami karena mengetahui ada sms mesra di handphone suami. Kalimat yang mempertegas emosi adalah, “Aku memahami perasaanmu. Memang tidak selayaknya aku mendapat sms seperti itu. Wajar kalau engkau marah”. Kalimat ini akan lebih memberikan kenyamanan kepada pasangan.

Sedangkan kalimat yang mengingkari emosi, misalnya “Kamu jangan marah. Cuma sms seperti itu saja kamu marah. Ada yang lebih parah dari itu”. Ini mengingkari emosi pasangan yang tengah meledak. Secara umum, kemarahan akan lebih cepat mereda jika dipertegas emosinya, bukan diingkari.

6. Jangan Akhiri Pertengkaran Dengan Pertengkaran
Ketika pasangan sudah reda kemarahannya, jangan ungkit lagi kemarahan tersebut, karena akan menimbulkan kemarahan baru. Jika anda tengah bertengkar dengan pasangan, kemudian mereda, jangan ungkit lagi pertengkaran tersebut, karena berpotensi menimbulkan pertengkaran baru.
Banyak dijumpai, pertengkaran yang sudah mereda akhirnya berulang muncul pertengkaran baru. Pada pertengkaran yang kedua ini, mereka bertengkar mengenai cara dan sebab pertengkaran yang pertama. “Tadi gara-gara kamu sih, kalau kamu tidak memulai, aku  tidak marah”, kata suami. “Bukan aku yang memulai, tapi kamu”, bantah isteri. Lalu akhirnya mereka kembali bertengkar.

7. Jangan Pelit Meminta Maaf
Berlombalah meminta maaf dengan tulus. Jangan memperpanjang kemarahan, jangan mengembangkan pertengkaran. Dahului meminta maaf kepada pasangan. “Sudahlah, aku minta maaf. Mungkin semua ini memang salahku. Aku benar-benar minta maaf”, kalimat seperti ini tidak akan menjatuhkan wibawa serta harga diri anda di hadapan pasangan.
“Mengapa saya yang harus minta maaf, padahal dia yang salah?” begitu kebanyakan pikiran orang. Sikap seperti inilah yang memperpanjang kemarahan dan pertengkaran. Cepatlah meminta maaf, itu akan mudah meredakan kemarahan pasangan.

8. Peluklah Pasangan Anda
Pasangan Anda akan sangat bahagia jika anda memeluknya. Emosinya yang meledak-ledak akan berangsur-angsur mereda dalam pelukan anda yang tulus. Pelukan Anda pertanda Anda melangkah mendekat, bukan berlari menjauh. Masalah akan cepat selesai jika Anda selalu berusaha mendekat kepada pasangan. Sebaliknya, masalah semakin pelik dan rumit jika anda berusaha menjauh dari pasangan. Tanpa harus berkata-kata, pelukan ini telah menyampaikan sangat banyak pesan kepada pasangan.

Demikianlah beberapa langkah praktis untuk meredakan kemarahan pasangan. Semoga keluarga anda selalu diliputi kebaikan dan kebahagiaan. Amin.

Jika saat ini Anda sedang mencari cara menjemput jodoh, memiliki keluarga yang sakinah mawadah warahmah dan selalu rukun penuh cinta yang prakktis dan mudah dan ingin mendapat berbagai manfaat Kapsul Bioenergi segera datang di Biocentrum Jalan Veteran 153 Yogyakarta atau hubungi kami melalui HP: 081 827 8880 (Bpk. Agus), 0853 2727 1999 (Ibu Eny), (0274) 412 446.

HUBUNGI KAMI DAN PESAN SEKARANG JUGA
Wujudkan Rumah tangga sakinah  Anda dengan Kapsul Bioenergi


Ketahui lebih lanjut tentang Kapsul Bioenergi disini http://kapsulbioenergi.com/kapsul-bioenergi/
Like Fans Page kami dan dapatkan informasi tentang kesehatan dan solusi hidup setiap hari
Salam Sehat dan Sukses Selalu
Selanjutnya... »»  

Cinta, Nikah dan Keluarga



Benarkah pernikahan dan keluarga selalu bermula dari cinta ? Harian Taiwan, Nanyang Siang Pau, Kamis (08/03/2012) memberitakan, seorang wanita bernama Wang Xing Nvzai (27 tahun), mencatatkan pernikahannya dengan pemuda lajang Lee (23 tahun), di kantor catatan sipil di Distrik Tanzi, Taiwan. Setelah pernikahan disahkan pihak berwenang, Wang mengajak suaminya ke sebuah showroom mobil. Wang meminta Lee membelikan mobil untuknya. Namun reaksi Lee membuat kecewa Wang.

Lee menyatakan akan mempertimbangkan permintaan Wang. Mendengar kata-kata suaminya itu, Wang pun kesal. “Ceraikan saya jika kamu tidak mau membelikan mobil!” ungkap Wang kepada Lee dengan ketus dan marah.

Mendengar ucapan istrinya, Lee pun emosi. Mereka berdua kemudian kembali ke kantor catatan sipil yang baru saja mereka tinggalkan sekitar satu jam yang lalu. Pasangan Wang dan Lee mendaftarkan perceraian mereka. Peristiwa itu terjadi pada 6 Maret 2012 sempat menjadi bahan pembicaraan warga Taichung City, tempat tinggal pasangan tersebut. Bahkan pihak kantor catatan sipil di Tanzi menyebut ini sebagai pernikahan sah yang paling singkat di Taiwan.

Kita juga sering mendengar maraknya perceraian di lingkungan artis dan selebritis. Pedangdut Cici Paramida menikah dengan Suhaebi (alm), usia pernikahannya hanya 5 bulan. Artis Kristina dinikahi Al Amin Nasution, tapi enam bulan setelah mengarungi kehidupan pernikahan, Kristina melayangkan gugatan cerai. Demikian pula kisah artis Desy Ratnasari yang menikah dengan Trenady Pramudya, dan bercerai satu tahun setelahnya. Dewi Persik menikah dengan Aldi Taher hanya bertahan kurang lebih 1 tahun.

Sebelum menikah mereka bilang cinta. Setelah menikah ternyata tidak bertahan lama. Ada apa dengan cinta, ada apa dengan mereka?

Nikah Tidak Cukup Dengan Kata Cinta

Ternyata, tidak cukup dengan kata cinta. Pada contoh-contoh di atas, tampak ada kerapuhan dalam pondasi pernikahan. Pondasi yang mereka bangun untuk menciptakan keluarga tidak cukup kokoh, sehingga membuat kehidupan rumah tangga cepat goyah dan akhirnya roboh. Pernikahan yang tidak dilandasi niatan suci untuk beribadah, untuk menunaikan amanah Ketuhanan dan melaksanakan kewajiban kemanusiaan serta peradaban. Pernikahan yang semata-mata dilakukan “karena ingin”, karena mau, karena senang, karena syahwat. 

Yang paling ekstrem adalah kisah pernikahan Wang dan Lee di Taiwan. Mereka menikah hanya satu jam, dan belum sempat melakukan “apa-apa” sebagai suami isteri. Karena seusai menikah di kantor catatan sipil, Wang segera mengajak Lee ke showroom mobil dan minta agar Lee membelikan mobil untuknya. Tidak dinyana, Lee memberikan jawaban yang mengecewakan Wang, maka segera Wang melontarkan kekesalan hatinya, yang akhirnya berujung ke perceraian.

Mengapa mereka menikah, jika hanya untuk bercerai satu jam setelahnya? Padahal mereka mengobral kata cinta setiap detiknya.

Penjelasan yang lebih bertanggung jawab adalah melihat dari pondasi pernikahan mereka. Jika pernikahan dilandasi dengan pondasi yang kokoh, pastilah akan membuat rumah tangga yang terbentuk bertahan dan awet. Tidak akan mudah goyah oleh terpaan angin dan badai, tidak akan mudah karam oleh dahsyatnya gelombang. Keluarga akan mampu mengarungi samudera raya kehidupan yang penuh godaan, rintangan, gangguan, dan tantangan.

Maka ketika memasuki gerbang pernikahan, pondasi yang harus dibangun adalah kesadaran ibadah. Motivasi untuk menunaikan amanah Ketuhanan, niat suci untuk melaksanakan tuntunan Kanjeng Nabi, kehendak kuat untuk membangun peradaban kemanusiaan yang berwibawa dan bermartabat. Tanpa motivasi yang kuat seperti itu, akan memudahkan keluarga terhempas di tengah badai dan gelombang. Mudah diterpa masalah dan tidak mampu bangkit setelah terjatuh.
Bagi yang sudah terlanjur membentuk keluarga tanpa motivasi ibadah yang kuat, tidak ada hal yang terlambat. Anda bisa memulai dari titik nol, yaitu membangun kesadaran ibadah itu sekarang. Karena awal itu penting, namun lebih penting lagi menjaga selama prosesnya. Maka penting untuk menanam motivasi sejak awal, yang lebih penting lagi adalah menjaga kebaikan dalam kehidupan keseharian. Maka, mulailah dari titik nol, dari sekarang. Bismillah.

Cinta Menghajatkan Kepastian dan Tanggung jawab

Allah menciptakan manusia, pada saat yang sama memberikan perasaan, kecenderungan, dan ketertarikan terhadap keindahan. Rasa kecenderungan dan ketertarikan ini adalah sesuatu yang bersifat fitrah dan alamiah. Allah menggambarkan, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang” (Ali Imran: 14).

Di antara fitrah manusia adalah memiliki ketertarikan terhadap pasangan jenisnya. Pada sisi yang lain, Allah telah memberikan tuntunan pernikahan sebagai jalan resmi untuk menyalurkan fitrah ketertarikan terhadap pasangan jenis tersebut. Di sinilah kebesaran dan kasih Allah ditampakkan secara nyata kepada kita, dengan menciptakan manusia secara berpasang-pasangan.

Akan tetapi sangat disayangkan bahwa banyak manusia mengekspresikan rasa cinta dan ketertarikan terhadap pasangan hidup dengan memenuhi semua keinginan nafsu syahwat mereka. Bermula dari rasa ketertarikan, menguat menjadi cinta, ternyata berlanjut dan berakhir dengan petaka. Ini adalah cinta yang dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab, yang akhirnya menghancurkan makna cinta itu sendiri. Bukan kebaikan yang didapatkan, namun justru kerusakan yang menjadi hasilnya.

Tidak cukup dengan obral janji, tebar pesona, dan kata cinta. Yang diperlukan adalah kepastian dan tanggung jawab. Akad nikah adalah sebentuk kepastian dan tanggung jawab. Akad nikah adalah tanda cinta. Setelah hidup berumah tangga, masing-masing menunaikan peran, melaksanakan kewajiban, memberikan yang terbaik untuk pasangan, menjauhi segala yang tidak membahagiakan pasangan. Itulah kepastian cinta dan tanggung jawab yang nyata. Bukan hanya janji, bukan hanya mengumbar kata cinta. Tunjukkan cintamu dengan kepastian dan tanggung jawab!

Keluarga Penuh Cinta

Setiap kali kita berbicara tentang cinta dalam keluarga, selalu mengkaitkan dengan istilah sakinah, mawadah, wa rahmah. Tiga kata yang acap diringkas dengan sebutan Keluarga Sakinah. Sebagaimana diketahui, kata sakinah, mawadah dan rahmah itu diambil dari firman Allah:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri (pasangan) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ar Rum : 21).

Kata sakinah berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, kata sakinah mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Dengan demikian keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan, ketenteraman, perlindungan, kebahagiaan, keberkahan, dan penghargaan.

Kata mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta membara, perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu kepada pasangan jenisnya. Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab yang bercorak fisik. Seperti cinta yang muncul karena kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik, tubuh yang seksi; atau muncul karena harta benda, kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya.

Biasanya mawaddah muncul pada pasangan muda atau pasangan yang baru menikah, dimana corak fisik masih sangat kuat. Alasan-alasan fisik masih sangat dominan pada pasangan yang baru menikah. Kontak fisik juga sangat kuat mewarnai pasangan muda. Misalnya ketika seorang lelaki ditanya, “Mengapa anda menikah dengan perempuan itu, bukan dengan yang lainnya?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia cantik, seksi, kulitnya bersih”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah mawaddah.

Demikian pula ketika seorang perempuan ditanya, “Mengapa anda menikah dengan lelaki itu, bukan dengan yang lainnya ?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia tampan, macho, kaya”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah yang disebut mawaddah.

Rahmah berasal dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih “sebab”. Bisa dikatakan rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar batas-batas sebab yang bercorak fisik.

Biasanya rahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga, dimana tautan hati dan perasaan sudah sangat kuat, saling membutuhkan, saling memberi, saling menerima, saling memahami. Corak fisik sudah tidak dominan.

Misalnya seorang kakek yang berusia 80 tahun hidup rukun, tenang dan harmonis dengan isterinya yang berusia 75 tahun. Ketika ditanya, “Mengapa kakek masih mencintai nenek pada umur setua ini?” Tidak mungkin dijawab dengan, “Karena nenekmu cantik, seksi, genit”, dan seterusnya, karena si nenek sudah ompong dan kulitnya berkeriput.

Demikian pula ketika nenek ditanya, “Mengapa nenek masih mencintai kakek pada umur setua ini?” Tidak akan dijawab dengan, “Karena kakekmu cakep, jantan, macho, perkasa”, dan lain sebagainya; karena si kakek sudah udzur dan sering sakit-sakitan. Rasa cinta dan kasih sayang antara kakek dan nenek itu bahkan sudah berada di luar batas-batas sebab. Mereka tidak bisa menjelaskan lagi “mengapa dan sebab apa” masih saling mencintai.

Keluarga sakinah memiliki suasana yang damai, tenang, tenteram, aman, nyaman, sejuk, penuh cinta, kasih dan sayang. Keluarga yang saling menerima, saling memberi, saling memahami, saling membutuhkan. Keluarga yang saling menasihati, saling menjaga, saling melindungi, saling berbaik sangka. Keluarga yang saling memaafkan, saling mengalah, saling menguatkan dalam kebaikan, saling mencintai, saling merindukan, saling mengasihi. Keluarga yang diliputi oleh suasana jiwa penuh kesyukuran, terjauhkan dari penyelewengan dan kerusakan.

Semoga kita semua mendapatkan dan memiliki keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Keluarga yang dipenuhi cinta.
Sumber: wonderful-family.web.id


Jika saat ini Anda sedang mencari cara menjemput jodoh dan memiliki keluarga yang sakinah mawadah warahmah yang prakktis dan mudah dan ingin mendapat berbagai manfaat Kapsul Bioenergi segera datang di Biocentrum Jalan Veteran 153 Yogyakarta atau hubungi kami melalui HP: 081 827 8880 (Bpk. Agus), 0853 2727 1999 (Ibu Eny), (0274) 412 446.

HUBUNGI KAMI DAN PESAN SEKARANG JUGA
Wujudkan Rumah tangga sakinah  Anda dengan Kapsul Bioenergi


Ketahui lebih lanjut tentang Kapsul Bioenergi disini http://kapsulbioenergi.com/kapsul-bioenergi/
Like Fans Page kami dan dapatkan informasi tentang kesehatan dan solusi hidup setiap hari
Salam Sehat dan Sukses Selalu
Selanjutnya... »»